Kamis, 13 April 2017

Mbah fanani(syeikh) ahmad fanani) telah di jemput ke cirebon

Matahari terbit di Pegunungan Dieng
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG COM, BANJARNEGARA - Sebenarnya di dalam hati, Sugiyono atau biasa dipanggil Ono, meragukan pengakuan para penjemput itu sebagai keluarga Mbah Fanani.
Selama dia dan istri merawat pertapa tersebut belasan tahun, memang banyak orang yang datang mengaku-aku sebagai keluarganya.
"Mbah Fanani selama ini tak bisa diajak berkomunikasi. Kami juga tidak tahu apakah mereka benar-benar keluarga Simbah. Informasinya dia asli Cirebon," tutur warga RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini, Kamis (13/4/2017).
Kepada Ono, satu di antara penjemput itu menjelaskan bahwa tugas Mbah Fanani bertapa di Jawa Tengah sudah berakhir.
Sudah saatnya ganti bertugas di Jawa Barat.
Baca: Tahan Cuaca Sangat Dingin, Mbah Fanani Tak Berpakaian Hanya Bersarung
Ono pun merasa tak punya hak untuk menahan Mbah Fanani jika yang menjemput benar keluarganya.
Dengan hati yang berat, ia dan istri hanya menyampaikan permintaan maaf kepada orang yang selama ini mereka rawat itu.
"Kami sebenarnya berat melepas tapi tak bisa berbuat apa-apa karena mereka mengaku keluarga," jelasnya kepada Tribunjateng.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar